Kamis, 20 Oktober 2016

[Review] Udagawachou de Mattete yo Live Action

Belum lama ini, tepatnya tahun kemarin, saya berhasil nonton film ini! Seneng banget rasanya karena ini pertama kalinya saya nonton live action yang belum rilis pas saya baca beritanya. Jadi kemarin sempet punya pengalaman menunggu film yang pengen ditonton dengan perasaan dag dig dug. Juga sempat merasa excited gimana jadinya film ini nantinya.

Mengingat yang udah-udah, menonton live action yang diadaptasi dari sebuah manga emang sering berakhir dengan kekecewaan. Entah karena pemainnya kurang pas, ada bagian penting yang dihilangkan sampai membuat cerita baru yang berbeda dari manga-nya. Tapi tetep aja, kita sebagai penggemar yang udah baca manga-nya tetep merasa penasaran bagaimana rupa karakter kesayangan kita bergerak hidup.

Nah, meski udah sadar dengan keadaan itu, saya tetep penasaran pengen nonton live action yang merupakan adaptasi dari manga yaoi milik Hideyoshico ini. Well, meski manga ini bukan favorit saya dari Hideyoshico-sensei, manga ini termasuk yang saya suka dari dia, bahkan saya sempat baca ulang manga ini beberapa kali, walaupun saya agak kurang suka dengan ending yang tidak 'tegas' pada manga satu ini.

Manga ini sendiri bercerita mengenai karakter utamanya, Momose yang suatu ketika gak sengaja melihat teman sekelasnya, Yashiro yang berdandan layaknya wanita di sebuah distrik terkenal, Shibuya. Sejak kejadian itu, Momose yang merupakan seorang yang penyendiri dan suram terlihat sering memperhatikan Yashiro secara diam-diam. Momose yang pada akhirnya merasa tertarik, sekali lagi mencoba bertemu dengan Yashiro dalam sosok wanitanya, yang kemudian berakhir dengan Momose yang mengajak Yashiro berkencan?

filme%252B51.jpg

Oke, bisa dibilang saya seneng banget karena live action ini mengambil cerita keseluruhan dari manga aslinya. Dan yang jadi Momose disini, Mario Kuroba, penampilan fisiknya bisa dikatakan hampir menyerupai Momose di manga, di lain pihak Ryugi Yokota yang memerankan Yashiro ini terlalu manis dan imut, karena saya ngerasa meski Yashiro punya hobi cross-dress dia itu laki banget kalo udah melepas dandanannya. Apalagi perawakan dia juga tinggi. Emang bener sih Ryugi terlihat cantik saat cross-dress, dan dia juga berhasil memerankan sisi 'feminin'nya, tapi tidak untuk sisi manly-nya. So, saya kurang merasakan kehadiran karakter Yashiro dalam film ini. Bahkan saya lebih tertarik buat ngeliat adegan Momose dan pemeran temannya yang langsung menarik perhatian saya saat dia muncul hehehe ....

Tapi untungnya saya gak begitu kecewa karena saya akui akting mereka lumayan meyakinkan, dan adegan yang menjadi favorit saya di film ini adalah adegan saat mereka di toilet, pas Momose maksa Yashiro buat pake seragam sekolah cewek, sama pas mereka mampir ke rumah Yashiro untuk yang pertama kalinya. Duh, saya ikutan deg-degan pas Momose 'nyerang' Yashiro dengan ganasnya XD

Durasi 65 menit itu berjalan mulus memang, tapi sampai film ini berakhir saya ngerasa ada sesuatu yang mengganjal. Saya ngerasa ada kehampaan (ceilah!) pas nonton film ini, setelah saya tinggal ke kamar mandi(?) sebentar akhirnya saya tau apa alasannya. Yup, film ini kurang dialog! Sepertinya film ini juga ikut mengadaptasi gaya bercerita Hideyoshico-sensei dalam manga ini, yang mana memang minim dialog. Buat yang gak baca manga-nya dan langsung nonton film ini pasti bakal bingung, terus langsung lupa tentang apa yang mereka tonton setelah keluar bioskop. Mungkin film ini harus belajar dari Seven Days Live Action yang memperbanyak narasi tokohnya? Pasti bakal lebih berasa feel-nya.

Tapi oke deh ya, buat kita-kita yang demen BL buat nyelipin judul ini di list movie kalian? :3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar