Kamis, 01 Desember 2016

[Review] Doushitemo Furetakunai Live Action


Saya udah nonton live action ini lama, tapi karena waktu itu saya belum punya blog jadi belum bisa review. Nah, sekarang waktunya nih. Meski udah lama nontonnya, saya belum lupa gimana jalannya live action ini. Yup, selain karena memang live action-nya mengambil keseluruhan jalan cerita dari manga-nya, live action ini juga termasuk salah satu live action BL yang punya cast bagus. Bahkan saya juga suka pemeran Onoda aka Sho Tomita disini.


Singkatnya, Doushitemo Furetakunai ini bercerita tentang Shima Toshiaki yang jadi pegawai baru di suatu perusahaan. Di hari pertama dia bekerja Shima langsung ketemu sama cowok jorok di dalam lift yang tak lain ternyata adalah bos barunya, Togawa Yosuke. Awalnya, Shima terganggu banget sama kehadiran sosok Togawa yang santai dan sok akrab. Tapi, Shima yang juga sebenarnya adalah seorang gay gak bisa membendung perasaan tertariknya pada Togawa yang selalu perhatian itu.

Bak gayung bersambut, Togawa selalu merasa khawatir pada Shima yang penyendiri, dia pun mencoba mendekati Shima dengan selalu mengajaknya bicara atau makan siang bersama. Hubungan mereka pun berkembang, yang tadinya cuma pegawai sama atasannya kini menjadi teman ranjang. Namun, karena hubungan masa lalunya, Shima memutuskan untuk memendam perasaannya terhadap Togawa yang menurutnya adalah pria normal?

Sejujurnya gak cuma Shima aja yang terpesona sama Togawa, tapi saya juga! Ugh, gak di manga gak di live action Togawa emang memesona. Karakter Togawa emang idaman banget, dia itu gimana ya, menurutku dia itu cowok yang cool, easy-going, tukang tease dan bisa dibilang karena dia manga-nya kadang terasa kocak. Dari luar dia emang kelihatan seperti orang yang bebas dan santai. Makanya rada khawatir gitu pas masuk menit pertama nonton live action-nya, apa ada aktor yang bisa memerankan tokoh Togawa dengan baik? Dan ... Masashi Taniguchi-san berhasil! Yay! Saya jatuh cinta guys! Kemiripan mereka hampir 75%! Terutama fitur Taniguchi-san itu Togawa banget. Dari gerak-gerik tubuhnya juga Togawa. Pokoknya, saya ngerasain kehadiran Togawa dari dirinya. Tapi Kosuke Yonehara juga gak kalah. Saya suka akting malu-malunya, imut banget, tapi sayangnya saya gak bisa merasakan kesan seksi yang menjadi daya tarik Shima disini. Eh, tapi aku suka sama akting nangisnya, wah keliatan kayak dia nangis beneran, natural banget.

Selain itu ada juga satu hal yang bikin saya kesel banget setelah selesai nonton. Adegan ciumannya! Shit! Adegannya bener-bener ngerusak atmosfer yang udah dibangun apik disepanjang film.

Saya ngerasa kalau adegan itu fake! Saya gak tau kenapa mereka lebih memilih menampilkan adegan skinship mereka di atas ranjang itu lebih jelas ketimbang adegan ciumannya. Padahal menurut saya adegan ciuman itu lebih romantis dan lebih berasa feel-nya ketimbang adegan ranjang. Dan pada umumnya adegan ciuman itu di zoom kan? Ugh, pokoknya saya kesel banget gara-gara ini. Dan gak cuma sekali loh, jadi saya rasa hal itu bukan cuma kebetulan tapi disengaja.

Well, terlepas dari itu semua live action ini tetep worth it kok buat ditonton. Eh, terutama buat penggemar Yoneda Kou dong pastinya.

Saya juga ngarep banget suatu saat nanti ceritanya Onoda bakal ikut diadaptasi. Soalnya, cerita dia sama Deguchi itu menurut saya lebih emosional dari ini, yang mana bikin saya nangis terus meski berkali-kali baca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar